BANGKA BARAT – Tingkat kepedulian Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bangka Barat terhadap kewajiban berzakat dinilai masih rendah. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bangka Barat mencatat, total zakat yang terkumpul sepanjang tahun 2024 hanya mencapai Rp447,8 juta.
Ketua Baznas Bangka Barat, Lili Suhendra, mengungkapkan dana tersebut dikumpulkan dari 65 organisasi perangkat daerah (OPD), badan, dan lembaga, termasuk kontribusi dari Bupati dan Wakil Bupati. Namun, mayoritas penyumbang zakat tetap berasal dari kalangan ASN.
“Dari total zakat tahun 2024, yang sudah disalurkan sebesar Rp385,6 juta. Masih tersisa sekitar Rp98,2 juta,” kata Lili, Senin (27/10/2025).
Namun, kondisi tahun 2025 menunjukkan tren penurunan. Hingga September 2025, zakat yang berhasil dihimpun baru mencapai Rp329 juta, jauh di bawah capaian tahun sebelumnya yang jika digabung dengan infak dan sedekah mencapai Rp931 juta.
“Ada penurunan cukup signifikan. Salah satu penyebabnya karena kondisi ekonomi yang belum pulih dan adanya pemotongan TPP PNS,” jelasnya.
Bangka Barat Terendah Kedua se-Babel
Lili mengungkapkan, berdasarkan perbandingan tingkat penghimpunan zakat antar daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bangka Barat menempati posisi terendah kedua.
“Kalau dibandingkan, Bangka Tengah bisa dapat hampir Rp400 juta per bulan, Bangka Selatan sekitar Rp250 juta. Mereka punya perda dan perbup yang mendukung. Sementara kami di Bangka Barat baru sebatas surat edaran yang masih digodok,” tuturnya.
Menurutnya, dukungan dan keteladanan dari pimpinan daerah, seperti Bupati, Wakil Bupati, anggota DPRD, serta kepala OPD, sangat penting untuk mendorong kesadaran ASN menunaikan zakat, infak, dan sedekah melalui Baznas.
Banyak Proposal Bantuan Belum Terpenuhi
Lili menambahkan, dana zakat yang terkumpul selama ini telah disalurkan kepada sekitar 250 penerima manfaat melalui program “Berkah Bersama”, termasuk bantuan jaminan hidup bagi lansia, bantuan transportasi pasien berobat ke luar daerah, serta bantuan bagi keluarga kurang mampu.
