BANGKA BARAT – Sekolah Santa Maria Mentok telah memasuki usia 1 abad berkarya dalam dunia pendidikan di Kabupaten Bangka Barat. Puncak peringatan 100 tahun itu digelar di halaman SD Santa Maria Mentok, Senin (3/11/2025) dan dibuka langsung oleh Bupati Bangka Barat, Markus.
Acara tersebut dihadiri unsur Forkopimda Bangka Barat, jajaran Yayasan Tunas Karya, tokoh agama, kepala sekolah, tenaga pendidik hingga orang tua murid. Kemudian Vikjen keuskupan pangkal pinang,para guru purna tugas, alumni guru dan siswa, para donatur dan sponsor.
Markus mengatakan, Santa Maria bukan sekadar sekolah yang berdiri 100 tahun, namun telah menjadi bagian penting peradaban pendidikan di Bangka Barat.
“Pendidikan adalah gerbang mengatasi kebodohan, kemiskinan dan mengangkat derajat hidup masyarakat. Santa Maria sudah membuktikan kontribusinya puluhan tahun, bahkan jauh sebelum daerah ini menjadi kabupaten,” katanya.
Menurut Markus, sektor swasta seperti Yayasan Tunas Karya yang menaungi Santa Maria telah mengambil bagian nyata dalam transformasi pendidikan. Apalagi mengingat keterbatasan sumber daya pemerintah, maka kolaborasi publik dan swasta merupakan kunci menghadirkan kemajuan pendidikan yang lebih berkualitas, inklusif dan inovatif.
“Pendidikan terlalu besar kalau hanya ditangani satu pihak saja. Kombinasi kewenangan pemerintah dan fleksibilitas sektor swasta harus terus disatukan,” ucapnya.
Markus turut mendorong Yayasan Tunas Karya untuk terus hadir memberi manfaat di tengah masyarakat.
“100 tahun adalah bukti konsistensi. Tapi saya berharap Santa Maria tak berhenti di sini. Semangat, kepedulian dan pengabdiannya harus terus bertambah dalam mencerdaskan anak bangsa, memajukan kualitas SDM Bangka Barat,” ucapnya.
Acara kemudian ditutup dengan pembukaan resmi peringatan 100 tahun oleh Bupati Markus.
Peringatan 1 abad ini bukan hanya menandai usia lembaga pendidikan, namun menjadi tonggak sejarah perjalanan panjang transformasi pendidikan di Negeri Sejiran Setason. Santa Maria telah menjadi saksi lahirnya berbagai angkatan pelajar, guru, pemimpin lokal hingga tenaga profesional yang kini mengabdi kembali untuk daerah.
