SEPAKBOLA – Real Madrid kembali harus menelan pil pahit dalam laga penting, dan publik kini ramai membicarakan satu hal yang kembali menghantui: kutukan jersey garis hitam.
Dalam pertandingan semalam melawan Arsenal di Santiago Bernabeu, Los Blancos harus rela kalah 2-1. Bukan hanya kekalahan yang jadi sorotan, tetapi fakta bahwa kekalahan itu terjadi saat Real Madrid kembali mengenakan jersey tandang berwarna hitam dengan garis-garis kelam—seragam yang diyakini sebagian fans membawa nasib buruk.
Fenomena ini bukan pertama kali terjadi. Dalam beberapa musim terakhir, setiap kali Real Madrid mengenakan jersey garis hitam, hasil akhir kerap mengecewakan. Dari tersingkir di Copa del Rey, hingga kekalahan mengejutkan dari tim papan bawah La Liga, jersey ini telah mencatatkan jejak kelam.
Bahkan di musim 2015 lalu, juga berakhir dengan kondisi yang kurang mengenakkan. Real Madrid tanpa trofi dan sang juru taktik tim, Carlo Ancelotti pun didepak manajamen Los Blancos.
Kondisi terkutuk juga terjadi di tahun 2019, Real Madrid kembali mengenakan jersey dengan motif garis hitam. Apa hasilnya? Mereka juga berujung nihil trofi.
Padahal di 3 musim sebelumnya, Real Madrid asuhan Zinedine Zidane berhasil menorehkan sejarah di UCL. Gareth Bale dan kawan-kawan berhasil meraih hat-trick trofi si kuping besar.
“Tiga garis hitam sepertinya bukan hanya kutukan, tapi juga melihat dari segi permainan minim taktik. Padahal skuat sekarang bertabur bintang. Dengan kekalahan ini Florentino Perez perlu evaluasi tim kepelatihan,” ujar salah satu penggemar fanatik Madrid, Barong, Kamis (17/4/2025).
Secara statistik, Real Madrid memang mencatat persentase kemenangan terendah saat mengenakan jersey tersebut dibandingkan dengan jersey utama maupun alternatif lain.
Meskipun pihak klub belum mengeluarkan pernyataan resmi, beberapa pemain dikabarkan mulai merasa tidak nyaman dengan “aura negatif” dari jersey tersebut.
Akankah Real Madrid memutus kutukan ini? Atau justru jersey hitam akan dihapus dari daftar seragam resmi mereka musim depan?