BANGKA BARAT – Warga keturunan Tionghoa di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar tradisi perayaan Chit Ngiat Pan atau Sembahyang Rebut di Klenteng Bhakti Mulya, Kecamatan Simpang Teritip, pada Jumat (5/9/2025).
Tradisi ini kerap dirayakan warga keturunan Tionghoa di Bangka Barat setiap tahun pada bulan ketujuh tanggal 15 menurut penanggalan kalender China.
Pengurus Klenteng, Riko mengatakan warga bersembahyang di klenteng mendoakan arwah yang ada di Neraka dan membakar replika patung sebagai bagian dari ritual. Setelah itu menyediakan makanan untuk diperebutkan warga setempat.
“Makna dari tradisi ini adalah agar kita dijauhkan dari segala marabahaya dan hal-hal yang negatif. Makanya kita berikan persembahan untuk arwah yang di Neraka,” ujarnya.
Sementara, Bupati Bangka Barat Markus mengatakan, dengan adanya tradisi yang dilaksanakan oleh umat Konghucu ini justru memperkuat toleransi antar sesama masyarakat di Kecamatan Simpang Teritip khususnya.
“Ini acara mempertemukan berbagai etnis masyarakat. Jadi, mempererat silaturahmi antar masyarakat di Kecamatan Simpang Teritip, tentunya ini untuk memperkuat persatuan masyarakat,” ucapnya.
Markus menambahkan, Perayaan sembahyang rebut di Dusun Aik Junguk ini merupakan aset budaya di Kabupaten Bangka Barat yang merupakan salah satu objek pemajuan kebudayaan dari Desa Pelangas dan telah dimasukkan dalam pokok pikiran kebudayaan daerah.
“Untuk mencapai hal tersebut, perlu adanya dukungan penuh dari pemerintah dan warga Desa Pelangas khususnya warga Dusun Aik Junguk. Agar acara sembahyang rebut di Desa Pelangas dapat dinikmati oleh masyarakat diluar Desa Pelangas,” ujarnya.