BANGKA BARAT – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Bangka memaparkan data penyeberangan selama masa Posko Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) di Pelabuhan Tanjung Kalian, Mentok, Bangka Barat. Berdasarkan catatan ASDP, terjadi kenaikan sebesar 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
General Manager ASDP Bangka, Agustinus Cahyo Upandika, mengatakan kenaikan tersebut terjadi pada seluruh moda penyeberangan, baik kendaraan maupun penumpang. Meski demikian, kondisi arus penyeberangan masih relatif aman dan terkendali.
Hal ini disampaikan Agustinus Cahyo Upandika saat pemaparan angkutan Nataru yang berlangsung di Pelabuhan Tanjung Kalian, Jumat (26/12/2025).
“Secara keseluruhan ada kenaikan sekitar 3 persen dibandingkan tahun lalu, baik penumpang maupun kendaraan. Namun masih dalam kondisi normal, tidak ada lonjakan signifikan,” kata Agustinus dalam pemaparan Posko Nataru di Pelabuhan Tanjung Kalian.
Ia menegaskan, dengan kondisi arus yang masih stabil, pihak ASDP belum melakukan penambahan trip kapal selama periode 18 hingga 25 Desember. Operasional penyeberangan berjalan sesuai jadwal reguler tanpa kendala berarti.
Selain membahas arus Nataru, ASDP Bangka juga menyampaikan rencana pembangunan dermaga kedua di Pelabuhan Tanjung Kalian yang ditargetkan mulai direalisasikan pada tahun depan. Pembangunan dermaga tambahan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas layanan dan kelancaran arus penyeberangan ke depan.
Dalam kesempatan itu, Agustinus juga menyoroti keberadaan kawasan buffer zone di sisi pelabuhan. Menurutnya, kondisi jalan di area tersebut perlu mendapat perhatian agar lebih layak dilintasi.
“Kami berharap kawasan buffer zone ini jalannya bisa dikerasin atau diperbaiki, sehingga lebih nyaman dilalui. Ini penting untuk meningkatkan kenyamanan pengguna jasa,” ujarnya.
Sementara itu, perhatian juga datang dari Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani, terkait konektivitas penyeberangan Bangka–Sumatera. Meski Pelabuhan Tanjung Kalian dinilai sudah memadai dari sisi dermaga, persoalan pasang surut di Pelabuhan Tanjung Api-api, Sumatera Selatan, masih menjadi kendala utama.















