BELITUNG, SOROTANBANGKA.COM – Musabaqah Tilawatil Quran dan hadist (MTQH) XIII tingkat Provinsi yang digelar di area wisata Tanjung Pendam, Kabupaten Belitung, menjadi ajang penting bagi para peserta dari berbagai daerah.
Namun, perhatian tertuju pada kontingen dari Kabupaten Bangka Barat yang dinilai kurang maksimal dalam mempersiapkan peserta yang mengikuti perlombaan.
Sejumlah pihak menyoroti kurangnya perhatian dari panitia Bangka Barat dalam mempersiapkan perwakilannya. Beberapa masalah mencuat, mulai dari registrasi peserta yang dinilai tidak terkoordinasi dengan baik, hingga fasilitas dan alokasi waktu yang dianggap tidak memadai bagi para peserta.
Hal ini memunculkan kesan bahwa persiapan Bangka Barat tidak sebanding dengan daerah lain yang turut berlaga.
Salah seorang orangtua peserta yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan bahwa komunikasi antara panitia dan peserta sangat minim.
“Kami merasa kurang diperhatikan, terutama dalam hal fasilitas pendukung dan waktu yang diberikan untuk latihan. Persiapan terasa sangat singkat,” ujarnya.
Perlombaan yang diharapkan menjadi ajang prestasi dan silaturahmi antar daerah ini justru membuka perbincangan seputar profesionalisme dan tanggung jawab panitia dalam mengelola kontingen.
Beberapa pengamat mengaitkan kurangnya persiapan ini dengan dampak yang kurang mengenakan bagi performa peserta di panggung perlombaan.
Sementara itu, Kepala LPTQ Kabupaten Bangka Barat, Armizi, dalam hal ini sebagai penanggung jawab kontingen Bangka Barat saat dihubungi oleh awak media menyangkal apa yang disampaikan oleh orangtua peserta.
Ia mengatakan segala yang berkaitan dengan lomba MTQH sudah disampaikan melalui pesan grup, termasuk soal uang saku bagi peserta.
“Tidak seperti yang disampaikan oleh orangtua dari peserta, tidak seperti disampaikan. Kita belum membagikan (uang saku) mungkin besok karena baru sampai. Tadi sudah disampaikan di grup terkait segala apa uang peserta, tiket dan lain sebagainya. Kalau ada komplain silahkan menyampaikan ke panitia,” ujarnya.