BELITUNG, SOROTANBANGKA.COM – Sejumlah nelayan di Tanjungpandan, Belitung, memilih untuk tidak melaut saat memasuki musim barat. Cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi dan kecepatan angin yang kencang menjadi alasan utama para nelayan enggan mengambil resiko.
Apri, salah seorang nelayan mayang, mengungkapkan sudah satu minggu tidak berangkat melaut. Ia lebih memilih berada di darat sambil membersihkan perahu dan peralatan tangkapnya sembari menunggu cuaca kembali teduh.
“Cuaca lagi buruk, gelombang bisa sampai tiga meter, dan angin bisa mencapai 22 knot. Jadi kita tidak mau ambil resiko,” kata Apri sambari membersihkan perahunya, Kamis (12/12/2024).
Apri berharap, musim barat daya ini bisa segera selesai sehingga mereka bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasannya.
“Karena sekali berangkat itu modalnya besar paling kecil 7 juta. Jadi gak mau ambil resikolah,” sebutnya.
Berbeda dengan Apri, Andi Tola, nelayan lainnya, mengaku terpaksa tetap melaut demi mencari penghasilan. Namun, ia mengatakan pekerjaannya tidak bisa maksimal karena harus berteduh di pulau-pulau saat cuaca buruk.
“Sebenarnya susah, hasil tangkapan juga merosot jauh dari biasanya karena kalau lagi angin ribut kita berteduh dulu di pulau-pulau kecil,” tuturnya.
Ia mengaku saat pergi melaut biasanya paling lama bisa sampai 14 hari baru akan kembali ke daratan, untuk itu ia menilai cuaca yang bersahabat sangat penting bagi mereka, agar mereka bisa menjalankan aktivitas mencari nafkah dengan lancar.
“Mau tidak mau kita harus tetap melaut, biar tetap bisa menafkahi keluarga dirumah,” tuturnya.