Pembentukan pansus ini akan membawa konsekuensi pada pengerahan sumber daya yang tidak kecil untuk melakukan rapat-rapat koordinasi, rekruitmen tenaga ahli, perjalanan dinas, serta uborampai dalam rangka mencari nominal sesungguhnya dari kerugian. Perangkap ini akan menguras sumber daya pemerintah provinsi yang sedang ngos-ngosan berjibaku menggerakkan roda pemerintahan ditengah defisit anggaran yang terjadi.
Upaya mengungkap nominal sesungguhnya dan menudutkan sosok Prof. Bambang Hero mungkin sedikit penting dalam perspektif tertentu namun jauh dari substansi, esensi, dan solusi mendesak yang dibutuhkan masyarakat.
Kepemimpinan eksekutif dan legislatif dengan segudang gagasan, inovasi, dan aksi yang penuh ketegasan dan keberanian memang tengah dibutuhkan segera. Setidaknya untuk sekedar meninggalkan “kuda mati” dan menentukan langkah baru, apakah itu membeli kuda baru, mencari sepeda, atau naik kereta whoosh.
Kuda yang sudah mati tidak perlu diratapi terlalu lama, apalagi untuk dirapatkan berjilid-jilid, diperdebatkan penyebab kematiannya secara berlebihan. Karena pada akhirnya kuda mati tetaplah sudah menjadi bangkai yang tidak berguna sekalipun dipasangi pelana emas dan sepatu permata.
Mulailah dengan turun dari punggung kuda mati, dan melangkah kedepan tanpa perlu sering-sering menoleh ke bangkai kuda mati.