BANGKA BARAT – Bupati Bangka Barat, Markus, secara resmi meluncurkan Kompetisi Desa Bersih sekaligus memperkenalkan inovasi Smart Clean Village sebagai upaya mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa tahun 2025.
Dalam sambutannya, Markus menjelaskan bahwa SDGs Desa merupakan upaya terpadu untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal, mulai dari desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, desa peduli kesehatan dan pendidikan, hingga desa ramah perempuan, berjejaring, dan tanggap budaya.
“Salah satu tantangan besar kita di desa adalah soal kebersihan. Ini terkait langsung dengan tujuan SDGs, terutama Desa Sehat dan Sejahtera, Kawasan Pemukiman Aman dan Nyaman, Desa Tanggap Perubahan Iklim, dan Desa Peduli Lingkungan Darat,” ujarnya, Selasa (16/9/2025).
Kompetisi Desa Bersih disebut Bupati bukan sekadar lomba kebersihan, tetapi gerakan sosial yang terstruktur, berbasis gotong royong, gaya hidup sehat, serta pengawasan langsung dari pemerintah. Program ini juga akan terintegrasi dengan teknologi digital melalui konsep Smart Clean Village.
“Smart Clean Village adalah konsep pengelolaan kebersihan dengan memanfaatkan teknologi digital. Bukan hanya bersih secara fisik, tetapi juga membangun sistem pengelolaan kebersihan yang modern, transparan, dan berkelanjutan,” ucapnya.
Rencananya, pemerintah daerah akan mengembangkan sistem informasi dan aplikasi pelaporan sampah. Warga bisa melaporkan titik tumpukan sampah lewat aplikasi atau WhatsApp bot.
Pemerintah desa juga akan memiliki dashboard monitoring untuk memantau kondisi kebersihan, sekaligus melakukan edukasi digital melalui konten video dan media sosial.
Lebih jauh, Markus menyebut konsep ini akan menjadi pilot project digitalisasi bank sampah di Bangka Barat.
“Kita siapkan e-wallet bank sampah, masyarakat bisa menabung sampah dan melihat saldo poin melalui aplikasi. Bahkan, akan ada marketplace daur ulang yang menghubungkan masyarakat dengan pengepul maupun industri kreatif berbasis sampah,” katanya.