BANGKA BARAT – Pemerintah Kabupaten Bangka Barat terus berupaya mempercepat penurunan angka stunting melalui berbagai program strategis. Salah satunya dengan menggalakkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang menyasar ibu hamil, ibu menyusui, serta keluarga dengan anak berusia 0 hingga 23 bulan.
Pemerintah daerah berharap seluruh pihak dapat berpartisipasi aktif dalam mendukung gerakan ini. Melalui peran orang tua asuh, diharapkan permasalahan stunting di Bangka Barat bisa segera teratasi secara lebih cepat dan tepat sasaran.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024, angka stunting di Kabupaten Bangka Barat berada di posisi ketiga se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan prevalensi 19,6%.
Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan SKI 2023 yang mencatat 20,6%. Namun, laporan E-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) Februari 2025 masih mendapati beberapa desa dengan prevalensi di atas rata-rata nasional, terutama di Kecamatan Simpang Teritip, yakni Desa Ibul (23,3%), Desa Berang (20,4%), Desa Peradong (21,7%), dan Desa Simpang Tiga (23,6%).
Meski demikian, secara umum tren penurunan stunting di Bangka Barat cukup menggembirakan. Data Kementerian Kesehatan mencatat, sejak 2018 hingga Februari 2025, prevalensi stunting di kabupaten ini berhasil ditekan hingga berada di bawah angka nasional, yakni 7,6%.
“Melalui rembuk stunting tingkat kabupaten tahun 2025, kami berharap hasil ini dapat menjadi acuan kebijakan bagi instansi terkait dalam melakukan intervensi. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu memberikan motivasi dan semangat bagi semua pihak untuk terus berusaha dan pantang menyerah dalam percepatan penurunan stunting di Bangka Barat,” ujarnya.