BANGKA BARAT – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, secara resmi membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) ke-14 Tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (7/11/2025) malam
Hidayat Arsani mengatakan, MTQH adalah bagian dari program pemerintah dalam meningkatkan pemahaman serta pengembangan nilai keagamaan di tengah masyarakat.
“MTQH bukan hanya lomba membaca Al Qur’an. Kegiatan ini adalah syiar Islam, ikhtiar untuk terus mengagungkan kalam ilahi, meneguhkan kesuciannya serta memperkuat keimanan dan memperluas fungsi edukatif dari Al Qur’an,” ucapnya.
Hidayat juga menekankan bahwa generasi Qur’ani harus memiliki kemampuan lebih dari sekadar tilawah. Menurutnya, generasi unggul adalah mereka yang mampu membaca, memahami, kemudian mengimplementasikan nilai-nilai Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, termasuk membangun sikap toleran, harmonis, serta melahirkan solusi atas persoalan umat.
Lebih jauh, Hidayat turut menyampaikan apresiasinya atas prestasi-prestasi kafilah Bangka Belitung yang telah mengharumkan nama daerah di level nasional maupun internasional.
“Tahun 2023, Khoiril Imam masuk peringkat 7 terbaik dunia dari 28 negara di Maroko. Tahun 2025, Ahmad Dasuki masuk 6 besar MTQ internasional di Zagreb, Kroasia. Bahkan pada STQH Nasional di Sulawesi Tenggara bulan Oktober 2025 lalu, Babel masuk 12 besar dari 38 provinsi,” katanya.
Ia juga menyinggung keberhasilan Arifin Hidayatullah sebagai terbaik II karya tulis ilmiah hadits (KTIH) serta Mutiara Andini yang meraih Harapan I pada cabang yang sama. Semua capaian ini disebut sebagai bukti bahwa putra-putri Babel mampu bersaing hingga kancah dunia.
Pada kesempatan itu, Gubernur Hidayat Arsani memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Bangka Barat selaku tuan rumah penyelenggaraan MTQH ke-14, serta seluruh panitia yang telah mempersiapkan pelaksanaan dengan baik dan matang.
“Semoga Allah SWT memudahkan dan melancarkan kegiatan ini hingga selesai,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bangka Barat, Markus menegaskan bahwa MTQH bukan sekadar ajang seni baca dan tulis Al-Qur’an, namun merupakan media dakwah serta momentum strategis untuk menumbuhkan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat.

















