SOROTANBANGKA.COM, BANGKA BARAT — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kabupaten Bangka Barat pada November 2024 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen dibanding bulan sebelumnya atau month to month.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangka Barat, I Ketut Martayasa mengatakan pada Senin (2/12/2024). Katanya, dengan mengalami inflasi 0,08 persen ini menunjukkan daya beli masyarakat mulai membaik.
Sehingga memberikan dampak positif bagi dunia usaha karena adanya peningkatan harga di pasar.
“Dengan inflasi 0,08 persen di bulan November, artinya daya beli masyarakat sudah mulai ada, ini menjadi pertanda positif di dunia usaha maupun rumah tangga yang melakukan usaha,” ujar I Ketut Martayasa.
Lebih lanjut, dia menjelaskan ada beberapa Komoditas bahan makanan menjadi penyumbang utama inflasi pada November, di antaranya yakni, cabai rawit dan beras mengalami kenaikan harga, meskipun gula masih stabil.
Ketut menyebut, daya beli masyarakat cukup baik karena kenaikan harga tidak terlalu signifikan.
“Bahan makanan menjadi pendorong utama inflasi, sementara kelompok komunikasi mencatat deflasi. Secara keseluruhan, daya beli masyarakat cukup bagus, karena kenaikan harga tidak terlalu besar,” jelasnya.
Sementara itu, Ketut membeberkan transportasi dan distribusi bahan pokok dari luar Pulau Bangka menjadi memengaruhi utama di Bangka Barat inflasi. Namun, hingga saat ini, distribusi masih berjalan lancar.
Lanjut, Ketut memperkirakan inflasi akan meningkat pada Desember 2024. Hal ini dipicu oleh siklus tahunan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, di mana kebutuhan pangan dan transportasi biasanya mengalami lonjakan.
“Desember sepertinya akan inflasi karena, siklus tahunan, karena ada peningkatan kebutuhan menjelang Nataru. Trasportasi dan kebutuhan pangan otomatis meningkat,” ungkapnya.
Meski demikian, Ketut optimis inflasi di Bangka Barat tetap terkendali, hingga akhir tahun, tingkat inflasi diprediksi berada di angka 1 persen, jauh di bawah target nasional yakni 2 persen.