*Manfaat MySahang bagi Petani*
Penerapan sistem ini memberikan dampak positif bagi petani. Sebelumnya, petani sangat bergantung pada curah hujan untuk menyiram dan memupuk tanaman lada. Namun, dengan adanya MySahang, kekhawatiran ini dapat diminimalkan.
“Sekarang, saya tidak lagi khawatir tentang curah hujan atau harus menyiram dan memupuk secara manual. Inovasi MySahang ini benar-benar membantu kami, terutama selama musim kemarau,” ujar salah satu petani Desa Kundi.
Efisiensi yang ditawarkan sistem ini juga membantu menekan biaya operasional melalui pengelolaan air, pupuk, dan energi yang lebih efektif. Hal ini menjadikannya solusi yang inovatif sekaligus ekonomis bagi petani.
*Mendukung Keberlanjutan dan Pertumbuhan Ekonomi Lokal*
Proyek ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, seperti pengurangan konsumsi sumber daya, pemanfaatan energi terbarukan, dan peningkatan kesejahteraan petani.
“Kami berharap Desa Kundi dapat menjadi model penerapan teknologi pertanian modern di Bangka Belitung. Ke depan, kami juga menargetkan implementasi sistem ini di desa-desa lain,” ujar salah satu anggota kelompok, Wandi Ridwansyah.
Dengan potensi besar yang dimiliki, inovasi ini diharapkan mampu membangkitkan semangat petani lada sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Teknologi ini adalah langkah nyata menuju masa depan pertanian yang lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan.
Proyek ini juga dilaksanakan dalam kerangka program Inovillage 2024, sebuah kompetisi pendanaan mahasiswa tingkat nasional yang diselenggarakan oleh PT Telkom Indonesia dan BUMN.
Kompetisi ini bertujuan mendorong mahasiswa menciptakan inovasi yang dapat diterapkan di berbagai desa di seluruh Indonesia, guna mendukung pembangunan masyarakat pedesaan.