BALEHO HUT KOTA MENTOK 2025
Bangka BaratLokal

Puluhan PIP Kembali Serbu Perairan Teluk Inggris Mentok

275
×

Puluhan PIP Kembali Serbu Perairan Teluk Inggris Mentok

Sebarkan artikel ini

BANGKA BARAT – Perairan Teluk Inggris yang terletak di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat saat ini masih menjadi lokasi favorit pertambangan timah ilegal.

Penambangan ini dilakukan di jalur mata pencaharian nelayan tradisional lokal. Sontak hal ini memicu kemarahan para nelayan yang mengalami kerusakan alat tangkap diduga akibat terkena mesin tambang.

APPLY
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Aksi ini dilakukan secara terorganisir dan terencana. Masih ada puluhan unit ponton isap produksi yang beroperasi diam-diam pada malam hari, akibatnya ada alat tangkap rekan kita yang rusak,” ujar Hari, salah seorang nelayan di Kota Mentok, Kamis (28/8/2025) pagi.

Ia menuturkan, kondisi ini harus segera diatasi mengingat aktivitas tambang memorak-porandakan sistem kerja dan penghidupan para nelayan. Padahal di sisi lain, nelayan sudah terdesak oleh naiknya biaya operasional sehari-hari dampak dari cuaca tak menentu.

“Ini juga merusak dasar laut, memicu kekeruhan air, dan menghancurkan ekosistem laut yang menjadi habitat ikan-ikan. Ikan-ikan jadi menjauh. Jangankan hasil tangkapan, mau pasang jaring saja sudah tidak bisa,” ungkap pria berusia 34 tahun tersebut.

Sementara itu, Sukardi, nelayan lainnya mengeluhkan hal serupa. Ia menyebut
Kondisi ini menimbulkan ketegangan di tengah nelayan yang merasa ditindas oleh kehadiran tambang ilegal yang makin merajalela. Ia harap pemerintah dapat turun tangan mengatasi hal ini.

“Memang aparat sudah berulang kali ke sini melakukan penertiban, cuma mereka seakan tak jera. Kami berharap besar pemerintah hadir memberikan perlindungan nelayan dan lingkungan. Jangan sampai konflik laten, berubah menjadi konflik horizontal,” katanya.

Sementara, Ketua Persatuan Nelayan Mentok, Hasan mengaku akan segera mengirim surat terbuka ke Kapolres Babar, AKBP Pradana Aditya Nugraha terkait kondisi ini. Juga kepada Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Hidayat Arsani.

“Kami mendesak tindakan tegas untuk kegiatan ini dari pemerintah daerah dan jajaran. Ini bukan kejadian baru. Kami sudah berkali-kali dirugikan, tapi pelakunya seperti kebal hukum. Kalau aparat tak bertindak, jangan salahkan kami kalau nelayan turun ke laut,” ujar dia.

error: