Bangka BaratEkbis

Masuki Ramadan Harga Pangan di Bangka Barat Masih Tinggi

92
×

Masuki Ramadan Harga Pangan di Bangka Barat Masih Tinggi

Sebarkan artikel ini
Cabai Besar di Pasar Rakyat Mentok, Kabupaten Bangka Barat.
Cabai Besar di Pasar Rakyat Mentok, Kabupaten Bangka Barat.

BANGKA BARAT, SOROTAN BANGKA.COM— Memasuki bulan suci Ramadan 1445 Hijriah, harga sejumlah bahan pangan di Pasar Rakyat Mentok, Kabupaten Bangka Barat (Babar) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terbilang masih cukup tinggi.

Kenaikan harga bahan pokok ini sudah terjadi sejak tiga pekan terakhir, salah satu pedagang di Pasar Rakyat Mentok, Joni mengatakan hanya kentang yang mengalami penurunan, dari harga Rp.22.000 menjadi Rp.20.000 perkilo.

“Cabai besar 85 ribu, kalau cabe kecil 100 untuk yang lokal, cabai luar 80 perkilo, cabai hijau 40 ribu, bawang merah 38 ribu sama harganya dengan bawang putih, katanya, Kamis (14/3/2024).

Joni mengatakan, dari pengalaman sebelumnya, kenaikan harga bahan pokok akan terjadi lagi pada H-15 sebelum perayaan Idul Fitri, yang disebabkan stok akan sedikit masuk ke pedagang.

“Kalau stok saat ini masih aman, masih masuk terus. Biasanya naik 15 hari sebelum lebaran, stoknya berkurang,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Satgas Pangan Kabupaten Bangka Barat, AKP Ecky Widi Prawira mengakui terjadi kenaikan sejumlah bahan pokok, karena masih di pasok dari luar, dan Bangka Belitung belum mampu memproduksi secara mandiri.

“Kalau kita amati Bangka Belitung, kita sadari bersama bahwasanya Bangka Belitung ini, tergantung dari luar stoknya. Kita lihat sekarang cuaca ya, ada ombak tinggi dan sebagainya, mungkin akan menghambat proses pengiriman distribusi bahan pokok tersebut,” ujarnya.

Kasatreskrim Polres Bangka Barat itu menegaskan tidak ada penimbunan barang yang menyebabkan harga bahan pokok mahal. Ecky berjanji apabila ditemukan penimbunan bahan pangan, pihaknya akan langsung melakukan tindakan tegas.

“Kita pasti akan melaksanakan tindakan tegas terhadap pelaku penyelewengan bahan pokok tersebut. Sejauh ini belum ada indikasi penimbunan, jadi kita bergantung dari daerah luar, karena kita merupakan Kepulauan,” katanya.

 

error: