IMG-20250508-WA0005
IMG-20250508-WA0005
CitizenGaya HidupKesehatanOpini

Kesalahan Logika Perokok

473
×

Kesalahan Logika Perokok

Sebarkan artikel ini

Penulis: Chairul Aprizal, SKM

Pernahkah Anda yang bukan seorang perokok(pasif) merasa terganggu dengan kehadiran seorang perokok aktif. Pasti pernah, hanya saja kejadian yang melanggar norma ini secara berulang dialami sehingga
ternormalisasikan tidak wajar.

APPLY
Scroll kebawah untuk lihat konten

Kapan itu terjadi, tentu yang paling seringk etika kita terhirup asap rokok yang dikeluarkan perokok. Kemudian saat mereka (perokok aktif) berbicara didekat kita. Perokok aktif cenderung mengeluarkan bau mulut yang tidak sedap ketika berbicara dan itu sangat mengganggu orang di sekitarnya.

Kejadian-kejadian ini kebanyakan disadario leh perokok aktif tetapi tidak mengubah perilaku sosialnya untuk berhenti.

Kebiasaan merokok sudah menyerupai budaya baru di Indonesia. Dari remaja,
hingga dewasa bahkan anak-anak sudah bukan barang asing lagi tentang benda
berbahan utama tembakau ini. Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun
2019, menunjukkan kalau pelajar di Indonesia sebanyak 40,6% sudah pernah
menggunakan tembakau.

Tentunya perilaku perokok ini berdampak kepada kesehatan dan kebiasaan merokok ini juga berdampak pada buruknya etika seseorang di lingkungan masyarakat.

Melihat prevalensi merokok remaja usia 10-18 tahun yang meningkat 9,1% pada
tahun 2018 (WHO tahun 2020), tentu menjadikan fenomena ini akan sangat
menghawatirkan kedepannya. Bagaimanapun juga upaya-upaya berhenti merokok dan membatasi ruang merokok harus di optimalkan untuk mencegah dampak terhadap kesehatan dan Degradasi etika di masyarakat.

Rokok adalah salah satu faktor penyebab
langsung berbagai penyakit tidak menular seperti penyakit paru, kanker, dan
penyakit jantung. Dampak kesehatan dari merokok tidak hanya menyasar perokok
(aktif) tetapi juga orang di sekitar yang terpapar.

WHO memastikan ada 1,2 juta
jiwa meninggal dunia setiap tahunnya akibat terpapar asap rokok (perokok
pasif). Hasil dari studi lainnya menyatakan bahwa orang yang terpapar asap
rokok lebih beresiko terkena penyakit lebih besar daripada perokok (aktif). Hal
ini dikarenakan perokok (aktif) menghisap sebagian kecil dari asap rokok
sementara orang yang terpapar langsung asap rokok menghirup lebih banyak asap
rokok sisa hembusan.

Citizen

Sesakti itukah HTI sampai hari ini tidak tersentuh hukum? Padahal sudah 8 tahun menjadi organisasi terlarang. Bandingkan dengan JAD, J

error: