IMG-20250508-WA0005
IMG-20250508-WA0005
CitizenGaya HidupKesehatanOpini

Kesalahan Logika Perokok

474
×

Kesalahan Logika Perokok

Sebarkan artikel ini

Negara-negara maju lainnya juga mempunyai
kebijakan yang mirip mengenai pembatasan merokok. Upaya negara maju ini untuk
meminimalisir penggunaan tembakau dan penyebaran asap rokok ditempat umum bukan bentuk pelarangan.

Negara maju lainnya seperti Jepang, mempunyai komitmen yang
kuat mengenai aturan merokok. Bila mendengar cerita orang Indonesia yang pernah pergi ke Negeri Sakura ini, maka akan tahu pengalamannya kalau ada orang yang
merokok ditempat umum maka akan didatangi petugas semacam satgas. Jepang memberdayakan petugas untuk menjaga udara segar tetap utuh disana. Pelanggar yang merokok akan diminta untuk segera mematikan rokoknya apabila diketahui oleh petugas yang memakai rompi ini.

APPLY
Scroll kebawah untuk lihat konten

Indonesia memiliki kebijakan yang sama
hanya saja penerapannya yang masih sulit diimplementasikan. Di Indonesia
merokok ditempat umum masih banyak terjadi. Walau sudah ditetapkan sebagai area
bebas asap rokok, tidak ada yang berani menegur pelanggaran tersebut. Indonesia
juga tidak memiliki petugas khusus untuk menjaga kawasan tanpa asap rokok ini.
Aturan denda untuk pelanggar di Indonesia juga masih belum maksimal ditegakkan.

Bahkan orang Indonesia mengganggap perilaku merokok ditempat umum ini bukan sesuatu yang penting. Menormalisasikan kebiasaan buruk perokok ini telah membentuk karakter buruk perokok. Karakter buruk perokok yang tidak berempati kepada orang d isekitarnya, tidak memiliki etika dalam bersosialisasi yang baik karena mengganggu kenyamanan orang lain.

Degradasi etika perokok ini telah membuat
para perokok cacat logika. Cacat logika atau Logical Fallacy yang terus menerus
diabaikan ini tatkala menjadi senjata memanipulasi orang lain. Logical Fallacy
perokok sering terlihat natural sehingga membuat orang lain dengan mudah
menerimanya.

Beberapa diantaranya logical Fallacy dari para perokok yang tampak
terlihat adalah Anecdotal, Argumentum Ad Populum, dan Begging the Question.
Anecdotal dari para perokok sering memberikan bantahan terhadap suatu yang ilmiah dengan memberikan kesimpulan yang tidak ilmiah. Misalnya, kata siapa merokok
berbahaya ? Banyak orangtua yang masih merokok tapi tetap sehat.

Citizen

Sesakti itukah HTI sampai hari ini tidak tersentuh hukum? Padahal sudah 8 tahun menjadi organisasi terlarang. Bandingkan dengan JAD, J

error: