Bangka BelitungBudaya

Kebudayaan Babel Dinilai Jalan di Tempat: Seniman-Budayawan Menagih Arah Pemajuan dan Keterbukaan

34
×

Kebudayaan Babel Dinilai Jalan di Tempat: Seniman-Budayawan Menagih Arah Pemajuan dan Keterbukaan

Sebarkan artikel ini

PANGKALPINANG – Kebudayaan Bangka Belitung (Babel) dinilai berada dalam ancaman stagnasi akibat belum adanya arah pemajuan yang jelas dari pemerintah daerah. Pasca Musyawarah Besar serta pertemuan dengan Komisi X DPR RI, para seniman dan budayawan Babel masih menantikan kebijakan konkret, khususnya terkait publikasi dan perencanaan program kebudayaan tahun 2026.

Ketua Dewan Kesenian Belitung, Iqbal H. Saputra, menyampaikan kekecewaannya terhadap pola program yang dijalankan dinas terkait selama beberapa tahun terakhir.

APPLY
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Setidaknya dalam tiga tahun belakangan, program-program yang ada itu-itu saja. Kita ingin berkolaborasi agar Pemajuan Kebudayaan di Babel tidak berhenti pada program remeh-temeh yang tidak jelas arah dan tujuannya. Sudah seharusnya kita menghentikan mental tempe seperti ini,” ujar Iqbal.

Ia juga mengingatkan kembali program kebudayaan besar yang pernah digagas generasi terdahulu, seperti Festival Serumpun Sebalai.

“Banyak seniman-budayawan dari luar Babel yang masih bertanya, kapan festival itu digelar kembali?” tambahnya.

Iqbal pun menyayangkan adanya pernyataan sebelumnya terkait oknum dinas yang menolak kehadiran dewan kebudayaan di Babel, yang menurutnya mencederai semangat pemajuan kebudayaan.

Nada serupa disampaikan Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bangka, Wandasona Alhamd. Ia menegaskan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah percepatan nyata dalam pemajuan kebudayaan.

“Kita berharap adanya akselerasi Pemajuan Kebudayaan, bukan Pemalsuan Kebudayaan,” tegasnya. Ia menilai peran dinas terkait sangat krusial agar program kebudayaan benar-benar berdampak dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Para seniman-budayawan Babel pun mendesak pemerintah daerah agar lebih cermat dan bijak dalam merumuskan arah kebijakan kebudayaan. Program yang dijalankan diharapkan tidak sekadar simbolik, melainkan efektif, efisien, dan berkelanjutan.

“Kami tidak ingin kebudayaan Babel hanya menjadi slogan. Yang kami tunggu adalah aksi nyata,” ujar Wandasona, yang karyanya turut berkontribusi mengantarkan salah satu seniman Babel menjuarai ajang Indonesian Idol.

error: