BANGKA SELATAN – Insiden hilangnya seorang nelayan di perairan Tanjung Merun, Bangka Selatan, terjadi di tengah peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait keberadaan tiga sistem siklon tropis yang terpantau aktif di sekitar wilayah Indonesia.
Kondisi tersebut dinilai berpotensi memengaruhi dinamika cuaca dan gelombang laut, termasuk di wilayah perairan Bangka Belitung.
Salah seorang nelayan bernama Sukri (48), warga Tukak Sadai, dilaporkan hilang saat melaut menggunakan KM Sinar Surya pada Selasa (16/12) dini hari. Informasi tersebut dibenarkan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Kansar) Pangkalpinang, Mikel Rachman Junika.
Setelah menerima laporan dari perangkat desa setempat, Tim SAR langsung diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian.
“Informasi kami terima hari ini dan tim rescue segera bergerak melakukan penyisiran di sekitar titik kejadian. Upaya pencarian dilakukan di permukaan air dengan melibatkan unsur terkait,” ujar Mikel.
Berdasarkan kronologi, korban berangkat melaut dari Pelabuhan Sadai pada Senin (15/12) sekitar pukul 15.00 WIB bersama kapal milik iparnya. Setibanya di perairan Tanjung Merun, kedua kapal berpencar mencari titik tangkap. Namun, saat dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, kapal korban ditemukan dalam kondisi kosong tanpa keberadaan Sukri di atasnya.
Sementara itu, BMKG sebelumnya mengungkapkan adanya tiga sistem siklon tropis di sekitar Indonesia yang berpotensi memicu peningkatan kecepatan angin, gelombang laut, serta perubahan arus, khususnya di wilayah selatan Tanah Air.
Informasi tersebut disampaikan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani kepada Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna dan sempat diberitakan oleh media nasional















