BALEHO HUT KOTA MENTOK 2025
CitizenOpini

Guru, Cahaya yang Dibiarkan Redup di Usia 80 Tahun Kemerdekaan

280
×

Guru, Cahaya yang Dibiarkan Redup di Usia 80 Tahun Kemerdekaan

Sebarkan artikel ini

Guru sejatinya adalah ujung tombak pendidikan bangsa. Tanpa guru, pendidikan tidak akan berjalan, dan tanpa pendidikan, mustahil Indonesia bisa maju. Pemerintah memang telah berupaya menghargai guru dengan menetapkan Hari Guru Nasional, memberi tunjangan profesi, hingga membuka kesempatan pengangkatan guru honorer menjadi ASN/PPPK. Namun, semua itu belum cukup.

Faktanya, penghargaan terhadap guru di Indonesia masih bersifat simbolis. Ribuan guru honorer di daerah masih hidup dalam keterbatasan ekonomi. Beban administrasi yang menumpuk justru mengalihkan fokus guru dari mendidik siswa. Belum lagi kebijakan pendidikan yang sering berubah tanpa persiapan matang, membuat guru semakin tertekan.

APPLY
Scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut saya, sikap pemerintah masih setengah hati. Guru dihormati di pidato-pidato, tetapi belum dimuliakan dalam kehidupan nyata. Jika Indonesia benar-benar ingin maju, guru harus ditempatkan sebagai mitra utama pembangunan bangsa, bukan sekadar pelaksana kebijakan. Pendidikan yang baik hanya lahir dari guru yang sejahtera, dihargai, dan didukung penuh.

Belajar dari Negara Lain

Jika kita menoleh ke luar negeri, penghargaan terhadap guru begitu tinggi.

Finlandia: profesi guru setara dokter dan pengacara, dengan gaji relatif tinggi.

Korea Selatan: guru dihormati hampir seperti orang tua kedua, dengan jaminan pensiun dan kesejahteraan layak.

Singapura: guru dianggap arsitek masa depan bangsa, didukung penuh dengan teknologi modern dalam pembelajaran.

Jepang: guru dihormati sebagai pilar utama peradaban.

Di negara-negara maju, guru dipandang sebagai profesi bergengsi dengan kesejahteraan tinggi dan seleksi ketat. Sementara di Indonesia, guru masih kerap disebut “pahlawan tanpa tanda jasa” — sebuah sebutan yang indah, tetapi ironis ketika kesejahteraan mereka masih jauh dari layak.

Penutup

Delapan puluh tahun Indonesia merdeka, tetapi guru di negeri ini belum sepenuhnya merdeka. Mereka masih berjuang di tengah keterbatasan, terbelenggu birokrasi, dan dihantui masalah kesejahteraan.

Oh Guru, terima kasih atas pengabdianmu. Engkau adalah cahaya yang memberi penerangan bagi kami semua. Namun sayang, di usia kemerdekaan ke-80 ini, cahayamu masih dibiarkan redup.

Citizen

Sesakti itukah HTI sampai hari ini tidak tersentuh hukum? Padahal sudah 8 tahun menjadi organisasi terlarang. Bandingkan dengan JAD, J

Citizen

Pernahkah Anda yang bukan seorang perokok (pasif) merasa terganggu dengan kehadiran seorang perokok aktif. Pasti pernah, hanya saja kejadian

error: