Per-lima tahun sekali kita merayakan pemilihan umum, tetapi sampai dengan perdetik ini demokrasi subtansial masih menjadi perdebatan, rakyat seakan hanya dijadikan objek dan jauh dari tujuan demokrasi itu sendiri. Kita selalu disuguhkan dengan berbagai macam masalah, hukum yang dijadikan alat kepentingan penguasa untuk memukul lawan ulah dari para pejabat dan elit politik yang saling sikut, partai politik yang kita harapkan dapat mampu menjaga gerbang demokrasi justru malah merusak tatanan demokrasi dan memperkuat oligarki dalam negeri. Semua rentetan masalah tersebut, semacam terus dirayakan lima tahun sekali. Yang paling sadisnya ialah setiap perayaan pemilu harus ada puluhan bahkan lebih nyawa yang hilang. Nyawa begitu murah diindonesia, kemanusiaan tiada arti. Bengis!